Jumat, 02 Mei 2014

Aliran Theologi Islam

  1. ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM
1.      KHOWARIJ
a.       Latar Belakang Kemunculannya
Di dalam buku karangan harun nasution yang berjudul teologi islam, Nama khowarij berasal dari kata khoroja yang berarti keluar. Nama ini diberikan kepada mereka karena mereka dalah pengikut Ali bin Abi Tholib yang telah memisahkan diri, Karena tidak setuju dengan keputusan Sayyidina Ali yang menerima tahkim (arbitrase) dalam perang siffin (37H/648M) dengan pihak muawiyah, padahal kelompok Ali hampir memperoleh kemenangann dalam perang. Dan inilah yang melatar belakangi munculnya aliran khowarij, dan menurut mereka orang-orang yang terlibat didalamnya seperti Ali, Muawiyah, Amr ibn Asy, dan Abu Musa Al Asyari adalah orang-orang yang berdosa besar yang mereka hukumi kafir, yang halal darahnya. Sehingga dalam perkembangan selanjutnya mereka yang dipimpin oleh Abdulloh bin Shahab Ar-Rasyibi merencanakan pembunuhan terhadap orang-orang yang terlibat tahkim tersebut, tetapi yang berhasil hanya pembunuhan terhadap Ali bin Abi Tholib saja yang dilakukanan oleh Ibnu Muljam.
b.      Doktrin-doktrin khowarij
Khowarij adalah sebuah aliran radikal yang mudah mengkafirkan orang islam yang bukan golongannya. Dan dalam melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar mereka melakukan tindak kekerasan terhadap yang bukan termasuk golongannya, karena menurut mereka yang bukan termasuk golongan mereka adalah kafir. Dan golongan khowarij terkenal dengan semboyannya yaitu “la hukma illalloh” (tidak ada hukum kecuali hukum dari Alloh), sehingga Sayyidina Ali menjawab “itu adalah kalimat yang benar tetapi mereka salah artikan”.
Adapun doktrin-doktrin khowarij sebagaimana yang disebutkan dalam buku ilmu kalam karangan Abdur Rozak dan Rosihan Anwar adalah sebagai berikut :
1.      kholifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruhumat islam .
2.      kholifah tidak harus dari keturunan arab, sehingga setiap umat islam bias menjadi kholifah jika memenuhi syarat.
3.      kholifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat islam. Ia harus dijatuhkan dan dibunuh jika berbuat zalim.
4.      kholifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar,dan Usman,) adalah sah, tetapi setelah tahun ketujuh dari masa kekholifahannya, Utsman dianggap menyeleweng.
5.      kholifah Ali adalah sah, tetapi setelah terjadi tahkim ia dianggap menyeleweng.
6.      muawiyah, Amr bin Al-Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan menjadi kafir.
7.      pasukan perang jamal yang melawan Ali juga dianggap kafir.
8.      seseorang yang berdosa besar bukan lagi disebut muslim, dan harus dibunuh. Bahkan mereka menganggap kafir seorang muslim yang tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir.
9.      setiap muslim harus hijrah kepada golongan mereka, kalau tidak mau harus diperangi.
10.  seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.
11.  adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga dan orang jahat harus masuk nereka).
12.  amar ma’ruf nahi munkar, jika perlu dengan kekerasan.
13.  memalingkan ayat-ayat Alqur’an yang tanpak samara.
14.  Alqur’an adalah mahluk.
15.  Manusia berhak memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
c.       Sekte-sekte khowarij
Dalam buku ilmu kalam disebutkan  bahwa khowarij terbagi atas beberapa sekte-sekte kecil,tetapi yang pokok hanya  ada delapan sekte, yaitu :
1.      Al-Muhakimah
2.      Al-Azriqoh
3.      An-Najdad
4.      Al-Baihasiyah
5.      Al-Ajaridah
6.      As-Saalabiyah
7.      Al-Abadiyah
8.      As-Sufriyah
2.       MURJI’AH
a.       Latar Belakang Kemunculannya
Nama murji’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan,penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a berarti pula harapan, yaitu harapan bagi pendosa besar untuk memperoleh ampunan Alloh. Dengan demikian murji’ah adalah suatu golongan yang menunda status hokum orang yang berbuat dosa besar, (yang dalam hal ini adalah pelaku tahkim) pada hari kiamat nanti.
Faham ini diketuai oleh seorang cucu Ali, Al Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, sekitar tahun 695 M. Beliau tidak sependapat dengan kaum khowarij yang menganggap kafir orang yang berdosa besar ketika terjadinya tahkim, dan juga tidak menyukai kaum syiah yang terlalu mengagungkan Ali bin Abi Tholib. Beliau berpandangan bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar tidak dihukumi kafir, tetapi tetap seorang muslim, adapun status para pelaku tahkim terserah kepada Alloh nanti yang akan memutuskannya di hari kiamat. Sehingga golongan ini berada ditengah-tengah antara golongan syiah dan khowarij, dan merupakan lawan yang berat bagi kaum khowarij.
b.      Doktrin-doktrin murji’ah
1.      menunda hokum atas Ali, Muawiyah, Amr ibnu Ash, dan Abu Musa Al Asyari yang terlibat tahkimdan menyerahkannya kepada Alloh di akhirat kelak.
2.      menyerahkan keputusan kepada Alloh atas pelaku dosa besar.
3.      memberikan harapan kepada pelaku dosa besar unuk memperoleh ampunan dan rahmat Alloh.
4.      meletakan pentingnya (iman) daripada amal.
5.      dasar keselamatan seseorang adalah iman semata.
c.       Sekte-sekte murji’ah
Menurut Ash Syahrastani sebagaiman yang dikutip oleh Watt, sekte-sekte murji’ah adalah sebagai berikut :
1.      murji’ah khowarij
2.      Murji’ah qodariyah
3.      Murji’ah jabariyah
4.      Murji’ah murni
5.      murji’ah sunni (tokohnya Abu Hanifah)
sementara menurut Muhammad Imran sekte muji’ah terbagi atas 12 sekte kecil :
1.      Al Jahmiyah, pengikut Jahm bin Shufyan
2.      Ash Shahiliyah, pengikut Abu Musa Ash Shalahi
3.      Al Yunusiyah, pengikut Yunus As samari
4.      As Samriyah, pengikut Abu Samr dan Yunus
5.      Asy Syaubaniyah, pengikut Abu Syauban
6.      Al Ghailamiyah, pengikut Abu Marwan AlGhailami dan Marwan Dimsaqi
7.      An Najariyah, pengikut Al Husain bin Muhammad An Najr
8.      Al Hanafiyah, pengikut Abu Hanifah An Nu’man
9.      Asy Syabibiyah, pengikut Muhammad bin syabib
10.  Al Mu’aziyah, pengikut Muadz Ath Thaumi
11.  Al Murisiyah, pengikut Basr Al Murisy
12.  Al Karamiyah, pengikut Muhammad bin Karam As Sijistani.
3.      JABARIYAH
a.       Latar Belakang Kemunculannya
Kata jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Sehingga aliran jabariyah adalah suatu aliran yang berkeyakinan bahwa manusia itu dipaksa oleh Tuhan, artinya manusia itu tidak mempunyai kekuatan apapun untuk berbuat sesuatu. Orang yang yang pertama memperkenalkan famam jabariyah adalah Ja’d bin Dirham yang kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shafwan (orang khurosan), dan kemudian dikembangkan oleh Al Husain bin Muhammad An Najjar dan Ja’d bin Dirrar. Ada salah satu sumber yang mengatakan bahwa aliran ini muncul dari sikap menyerah dari orang arab badui yang selalu hidup dalam kekurangan dan dikelilingi oleh ganasnya padang pasir di lingkungan mereka tinggal, sehingga mereka menyerah pada keadaan (alam).
b.      Doktrin-doktrin jabariyah
Faham-faham yang disebarkan oleh jahm ibn shofwan antara lain :
1.      manusia idak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak berdaya, tidak punya kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan
2.      surga dan neraka tidak kekal.
3.      iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
4.      kalam tuhan adalah makhluk.
Sedang faham-faham yang diajarkan oleh Ja’d bin Dirham adalah sebagai berikut :
1.      Alqur’an itu adalah mahluk.
2.      Alloh tidak mempunyaisifat yang serupa dengan makhluk, seperti bicara,melihat, dan mendengar.
3.      Manusia terpaksa oleh Alloh dalam segala hal.
Sedang pendapat An Najjar yang sedikit lebih moderat adalah sebagai berikut :
1.      tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2.      Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat
Adapun pendapat Dhirar bin Amr antara lain, mengenai perbuatan manusia, bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakan oleh dalang, manusia mempunyai bagian dalam mewujudkan suatu perbuatan. Dan Dia juga beranggapan bahwa Tuhan di akhirat dapat dilihat dengan indera keenam.
4.      QODARIYAH
a.       Latar belakang kemunculannya
Qodariyah berasaldari bahasa arab, yaitu dari kata qodaro yang artinya kemampuan dan kekuatan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa aliran qodariyah adalah aliran yang berkeyakinan bahwa segala tindakan manusia adalah dari manusia itu sendiri, tidak diintervensi oleh Tuhan. Dari beberapa sumber mengatakan bahwa pendiri aliran ini adalah Ma’bad Al Jauhani dan Ghailan Ad Dimasyqy. Beliau adalah seorang tabi’in yang pernah berguru pada imam Abu Hasan Al Basri.
b.      Doktrin-doktrin qodariyah
Inti ajaran aliran qodariyah adalah bahwa segala perbuatan manusia adalah atas kehendaknya sendiri, tanpa campur tangan Tuhan. Mereka berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk menyandarkan segala perbuatan manusia pada Tuhan.
5.      SYI’AH
a.       Pengertian dan asalusul kemunculannya
Kata syi’ah, dilihat dari bahasa berarti pengikut,pendukung, partai, atau kelompok. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa aliran syi’ah adalah suatu aliran dari kaum muslimin yang selalau merujuk pada keturunan nabi Muhammad SAW, atau disebut ahlul bait, dan mereka menolak sesuatu yang dating dari para sahabat yang bukan termasuk ahl al bait.
Banyak sumber yang menyebutkan kemunculannya dengan sumber yang berbeda-beda. Ada yang menyebutkan syi’ah muncul pada masa Rosululloh, dan ada yang berpendapat syi’ah muncul ketika pengangkatan kholifah pertama sebagai pengganti dari Rosululloh, adalagi yang berpendapat munculnya ketika masa kekholifahan Utsman bin Affan, dan ada lagi sumber yang mengatakan bahwa syi’ah muncul pertama kali ketika terjadinya tahkim, ketika itu pasukan Ali yang setia tetap mendukung apapun yag dilakukan oleh pemimpin mereka, Ali ibn Abi Tholib.
Ada beberapa sekte terbesar dari aliran syi’ah yaitu : Syi’ah Itsna Asyariyah (Syi’ah Dua Belas/ Sy’ah Imamiyah), syi’ah sab’iyah (syi’ah tujuh), syi’ah zaidiyah, dan syi’ah ghulat.
1)      Syi’ah Itsna Asyariyah (Syi’ah Dua Belas/ Sy’ah Imamiyah)
a.       Asal Usul Penyebutannya
Dinamakan syi’ah imamiyah karena yang menjadi dasar aqidahnya adalah persoalan imam dalam arti pemimpin regional kelompok, yakni Ali yang pantas menjadi kholifah pewaris nabi SAW. Mereka sepakat bahwa Ali adalah penerima wasiat nabi SAW seperti yang ditunjukan oleh nas. Dn setelah itu keturunan Ali dari Siti Fatimah Hasan bin Ali kemudian Husain.bin Ali, kemudian Ali Zainal Abidin, kemudian Muhammad Al Baqir, Abdulloh Ja’far Ash Shodiq, Musa Al Kazim, Ali Al Rida, Muhammad Al Jawwad, Ali Al Hadi, Hasan Al Askari, dan terakhir yang kedua belas adalah Muhammad Al Mahdi, sehingga mereka disebut syi’ah itsna asyariyah. Dan imam yang kedua belas inilah (Al Mahdi) yang selalu mereka tunggu-tunggu kedatangannya.
b.      Doktri syi’ah imamiyah
Dalam sekte ini dikenal konsep Usul Ad Din yang terdiri dari lima akar sebagai pondasipragmatisme agama.
a.       tauhid
b.      keadilan
c.       nubuwah
d.      ma’ad (hari akhir)
e.       imamah, adalah institusi yang dianugerahkan Tuhan untuk memberikan petunjuk manusia melalui manusia piihan dari keturunan Ibrohim dan di teruskan melalui keturunan Nabi SAW.


6.      MU’TAZILAH
a.       Asal muasal keunculannya
Secara harfi’ah mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri. Aliran ini muncul akibat dari tidak sefahamnya Washil bin Atho dengan gurunya, Hasan Al Basyri dalam masalah status pelaku dosa besar. Syah Hasan Basyri berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tetaplan mu’min dan tidak kafir seperti yang yang difahami oleh orang khowarij, akan tetapi Washil tedak sependapat, dia berpendapat ahwa pelaku dosa besar bukanlah kafir dan juga bukan pula mukmin, tetapi menempati tempat diantara keduanya, yang disebut Almanzilah bain Almanzilatain. Oleh karena berbeda pendapat tersebut Washil memisahkan diri dari majlis gurunya dan membuat majlis sendiri, yang kemudian disebut orang-orang yang memisahkan diri dari halakoh yang lebih besar atau mu’tazilah.
b.      Ajaran-ajaran mu’tazilah
Ajaran pokok mu’tazilah ada lima bahasan yang disebut al usul al khomsah, yaitu at tauhid, al adl, al wa’d wa al wa’id, manzilah bain al manzilatain (merupakan inti ajarannya), dan amar ma’ruf nahi munkar.
Mu’tazilah adalah aliran yang sangat mengedepankan akal pikiran daripada wahyu, sampai-sampai jika ada wahyu yang bertentangan dengan akal maka mereka tidak mau menerimanya. Dan aliran ini juga terkenal dengan ajarannya yang menafikan sifat Tuhan, dan mereka berkeyakinan juga bahwa Alqur’an adalah makhluk, sehingga untuk memeksakan pendapatnya ini banyak ulama yang kehilangan nyawa. Dan dalam ajaran tentang perbuatan manusia mu’tazilah berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan penuh terhadap apa yang dilakukannya tanpa adanya perbuatan Tuhan.
7.      AL ASY’ARIYAH
Aliran ini didirika oleh Abu Hasan bin Ismail Al Asy’ari, sebagai akibat dari sikap tidak puasnya beliau dengan ayah angkatnya atas jawaban dari pertanyaan belia tentang keadilan Tuhan. Beliau sebelumnya adalah orang mu’tazilah setelah beliau mempelajari Hadits-hadits dan tidak sependapat dengan ajaran mu’tazilah beliau mendirikan aliran sendiri.
Beliau berpendapat bahwa Tuhan itu mempunyai sifat, Alqur’an adalah kalamulloh, perbuatan masusia diciptakan oleh Tuhan tetapi manusia mempunyai usaha ( kasab), akal berda di bawah wahyu, manusia dapat melihat Alloh di akhirat kelak, dan lain sebagainya.

AL MATURIDIYAH
Didirikan oleh Abu Mansur Al Maturidi, sebagai akibat penolakanya terhadap mu’tazilah. Karena beliau sebelumnya juga termasuk salah seorang mu’tazilah maka pendapatnya juga kebanyakan berdasarkan akal pikiran. Ajarannya hamper sama dengan aliran Asyariyah hanya ada sedikit perbedaan yaitu dalam melebihkan penggunaan akal.














  1. ALIRAN-ALIRAN FIKIH
Dalam Islam sebenarnya ada banyak mazhab. Hal ini kerana ulama yang berkemampuan dari kalangan sahabat Nabi, tabiin dan tabi’ Al-Tabiin yang mempunyai cukup syarat dan keperluan berijtihad adalah ramai.
Bagaimanapun, mengikut pendapat ulama Sunni, mazhab muktabar yang boleh dibuat pendapat dan beramal untuk umum cuma empat mazhab, mengikut qaul yang rajih.
Bagi Islam Sunah, terdapat 4 mazhab iaitu Syafie, Maliki, Hanafi dan Hanbali. Keempat-empat mazhab ini mempunyai peraturan, kaedah dan panduan yang sempurna lagi lengkap yang ditulis oleh mereka dalam kitab masing-masing. Ia menjadi bahan tidak ternilai dalam perbendaharaan undang-undang Islam. Mazhab lain, tidak mempunyai kaedah cukup yang dibukukan untuk dijadikan panduan dalam bidang perundangan sebagaimana yang empat tadi. Umat Islam di Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand dan Indonesia kebanyakannya mengikuti mazhab Syafie.
Bagi Islam Syiah pula, ada tiga mazhab utama iaitu Jaafari, Ismaili dan Zaidi.Mazhab dalam Kristian pula seringkali disebut denominasi.

A.    Ahli Sunnah wal Jamaah

1.      Mazhab Hanafi

Mazhab Hanafi diasaskan oleh Nu’man bin Tsabit. Beliau lahir pada tahun 80 Hijrah. Beliau adalah seorang berjiwa besar dan berakhlak tinggi. Beliau seorang yang bijak dalam ilmu pengetahuan. Cekap memberikan satu-satu keputusan bagi masalah yang dihadapi.
Oleh kerana beliau seorang berpengetahuan, bijak dan berakhlak mulia, maka dapat membuat perhubungan rapat dengan pembesar negara.
Beliau mendapat tempat baik dalam masyarakat dan berjaya menyandang jawatan tinggi dalam pemerintahan. Iman Abu Hanifah terkenal sebagai seorang alim dalam ilmu fiqh di Iraq. Beliau juga sebagai ketua ahli fikir (ahli ra’u). Golongan cerdik pandai pada masa itu menyifatkan beliau sebagai "akal dalam ilmu pengetahuan."
Ketika hayatnya, beliau dapat mengikuti pelbagai perkembangan ilmu pengetahuan, baik di bidang ilmu dan politik mahupun ilmu agama. Zaman beliau dikenali sebagai zaman pertumbuhan politik, agama serta ideologi dan ism yang pelbagai.
Beliau dapat hidup dalam dua zaman pemerintahan Umaiyyah dan Abbasiyah.
Sesungguhnya Abu Hanifah seorang yang luas pemikiran dan banyak ilmu. Tetapi beliau sangat merendah diri. Beliau tidak terpedaya dengan fikirannya sendiri.Mazhab Hanafi turut digelar mazhab yang sangat rasional
Dasar mazhab ini sebagaimana yang diletakkan oleh pendirinya, Al-Hanafiyah (80-150 H) adalah Al-Quran Al-Karim, Sunnah Nabawiyah dan ijtihad dalam pengertian yang luas. Diantaranya adalah qiyas, istihsan dan sebagainya.
Artinya jika nash Al-Quran Al-Karim dan sunnah secara jelas menyebutkan suatu hukum, maka hukum itu disebut diambil dari Al-Quran Al-Karim dan sunnah. Tetapi bila nash tadi hanya menyebutkan secara tidak langsung atau hanya menyebutkan kaidah dasar berupa tujuan moral, illat dan lain sebagainya, maka pengambilan hukum tersebut disebut melalui qiyas.

2.      Mazhab Maliki

Pengasas mazhab Maliki ialah Malik Bin Anas. Beliau lahir di kota Madinah pada tahun 93 hijrah. Imam Malik dilahirkan 13 tahun selepas kelahiran Imam Abu Hanifah. Sewaktu hidupnya, Iman Malik mengalami dua corak pemerintahan iaitu Ummaiyah dan Abbasiyah, di mana pertelingkahan sengit dua pemerintahan sering berlaku.Pada masa itu juga pengaruh ilmu pengetahuan Arab, Parsi dan Hindi tumbuh dengan suburnya di kalangan masyarakat. Iman Malik menghafaz al-Quran dan hadis Rasulullah. Ingatannya sangat kuat. Beliau mendengar hadis daripada guru. Kemudian terus disimpulkan tali bagi menyenangkan perhitungan bilangan hadis yang pelajarinya.
Pada permulaan hidupnya, Imam Malik bercita-cita menjadi biduan tetapi ibunya menasihatkan supaya beliau memadam hasrat itu. Ibunya kemudian mahukan anaknya mempelajari ilmu fiqh. Beliau menerima nasihat ibunya dengan baik. Iman Malik adalah seorang guru miskin. Pernah suatu hari, kayu bumbungnya rumahnya roboh. Beliau kemudian menjual kayu itu untuk mendapat sedikit wang untuk perbelanjaan hidupnya. Namun, Allah murahkan rezekinya hingga menjadi kaya. Dengan kedudukan itu, beliau memakai pakaian mahal dan bau-bauan yang baik. Imam Malik adalah seorang yang cergas dalam menuntut ilmu.
Beliau banyak membuat hubungan dengan ahli hadis dan ulama. Imam Malik dianggap sebagai ketua atau imam bagi ilmu hadis. Sanad (sandaran) yang dibawa oleh beliau, termasuk salah satu sanad terbaik dan benar. Imam Malik adalah seorang yang dipercayai, adil dan kuat ingatannya serta cermat dan halus memilih rawi-rawi hadis. Pendek kata, Imam Malik adalah orang yang tidak diragui dalam konteks ini. Imam Malik tetap berpegang teguh pada ajaran Rasulullah bahawa hadis itu petunjuk dan penyuluh kepada manusia. Seseorang tidak harus meninggal dan membelakangkannya.
Sebelum Imam Malik menjadi guru, beliau terlebih dahulu mendalami ilmu yang dipelajarinya hingga kadang-kala tidak tidur. Selepas fikirannya matang dan benar-benar berkebolehan, barulah beliau mengajar. Hukum fiqh yang diberikan oleh Imam Malik berdasarkan al-Quran dan hadis. Imam Malik menjadikan hadis sebagai pembantu bagi memahami al-Quran. Beliau juga sangat cermat dalam memberi penerangan dan hukum. Imam Malik berfikir panjang sebelum memberi satu-satu hukum atau fatwa.
Beliau pernah berkata: “Kadang-kala aku berjaga satu malam suntuk untuk mencari jawapan bagi satu-satu soalan yang dikemukakan kepada aku.” Apabila beliau ditanya satu-satu hukum, beliau terus berkata kepada penanya : “Pulanglah dulu supaya aku dapat berfikir.” Ramai manusia merendah-rendahkan Imam Malik kerana beliau melewat-lewatkan menjawab sebarang pertanyaan. Imam Malik menangis dan berkata “Aku bimbang kerana aku akan disoal satu hari nanti (hari kiamat)”. Mazhab Maliki turut digelar sebagai mazhab yang terlalu tradisional
Mazhab ini berpedoman dengan berdasarkan kepada Al-Quran Al-Karim, sunnah, qiyas, Ijma` shahabi, tradisi orang Madinah, qaul shahabi, istihsan, istishab, urf, sadd azzarah, muroatul khilaf, mashlahah mursalah, dan syaru man qablana. Jadi acuannya adalah acuan kalangan ahli hadits yang muncul di Hijaz.
Salah satu yang dominan dari mazhab Malik ini adalah rujukan beliau kepada praktek yang dilakukan penduduk Madinah yang bisa dikatakan sebagai sunnah yang mutawatirah karena diriwayatkan secara massal dari generasi ke generasi sehingga tertutup kemungkinan terjadinya penyimpangan dari praktek Rasulullah SAW. Namun kekurangannya adalah kalau terjadi perkembangan fenomena sosial yang dahulu di masa Rasulullah SAW belum pernah terjadi.

3.      Mazhab Syafie

Mazhab Syafie diasaskan oleh Muhamad bin Idris Al-Syafie. Beliau dilahirkan pada tahun 105 hijrah di sebuah bandar yang bernama Ghizah di Palestin.Inilah tarikh paling masyhur dikalangan ahli sejarah.
Imam Syafie adalah keturunan Bani Hashim dan Abdul Mutalib. Keturunannya bertemu dengan keturunan Rasulullah di sebelah datuk Baginda iaitu Abdul Manaf.Beliau seorang miskin, tetapi kaya dengan semangat dan bercita-cita tinggi dalam menuntut ilmu. Beliau banyak mengembara dalam menceduk dan menimba ilmu.
Imam Syafie dianggap seorang yang dapat memadukan antara hadis dan fikiran serta membentuk undang-undang fiqh. Pada permulaannya beliau cenderung dalam bidang sastera dan syair, tetapi mengubah pendiriannya kepada mempelajari ilmu fiqh dan hadis hingga ke tahap paling tinggi.
Imam Syafie ialah imam ketiga mengikut susunan tarikh kelahiran mazhab empat serangkai.
Beliau adalah penyokong kepada ilmu hadis dan pembaharuan agama (mujaddid) bagi abad yang ke-2 hijrah. Imam Ahmad Bin Hanbal pernah berkata: “Diceritakan kepada Nabi Muhamad bahawa Allah menghantar kepada umat ini seorang pembaharu kepada agama, Umar Bin Abdul Aziz dihantar untuk abad yang pertama dan aku harap Imam Syafie adalah mujadid abad yang kedua.” Ketika muda, Imam Syafie, hidup dalam kemiskinan, hingga beliau terpaksa mengumpul batu-batu, belulang, pelepah tamar dan tulang untuk ditulis di atasnya. Beliau kadang-kala terpaksa ke tempat perhimpunan orang ramai meminta kertas untuk menulis pelajarannya. Imam Syafie menghafaz al-Quran dengan mudah iaitu ketika masih kecil lagi. Beliau menghafaz dan menulis hadis. Beliau sangat tekun mempelajari kaedah dan nahu bahasa Arab. Untuk itu, beliau pernah mengembara ke kampung dan tinggal bersama puak Hazyal selama 10 tahun. Hal ini kerana puak Hazyl terkenal sebagai kabilah yang paling baik bahasa Arabnya.
Imam Syafie banyak menghafaz syair dan qasidah daripada puak Hazyl. Beliau juga banyak menumpukan masa dan tenaganya kepada sastera dan sejarah pada masa mudanya. Namun, Allah menghendaki dan melorongkan kepadanya dalam bidang ilmu fikah.
Antara sebabnya, pada suatu hari Imam Syafie bersyair sambil menunggang kuda bersama seorang lelaki. Lalu berkata lelaki itu : “Tidak sesuai engkau bersyair kerana itu boleh menjatuhkan maruah. Alangkah baiknya belajar ilmu fiqh?”
Kata-kata itu sangat memberi kesan kepada Imam Syafie. Sejak itu beliau menumpukan masa dan tenaga kepada ilmu fiqh. Salah seorang guru Imam Syafie dalam pelajaran ilmu fiqh dan hadis ialah Imam Malik. Antara guru Imam Syafie selain Imam Malik ialah mufti dan faqih Mekah iaitu Muslim bin Khalid az-Zanji, dan Syaikhul Muhaddisin Sufyan bin Uyaynah. Ilmu fiqh yang dibawa oleh Imam Syafie adalah satu zaman perkembangan ilmu fiqh dalam sejarah perundangan Islam. Hal ini kerana beliau yang menghimpun atau menyatukan ilmu fiqh ahli akal dan fikir dengan ilmu fiqh ahli akal dan hadis. Ilmu fiqh Imam Syafie adalah ikatan sunnah dan qias serta pemikiran dengan beberapa pertimbangan dan sekatan. Hal ini demikian kerana ilmu fiqh yang menetapkan cara atau peraturan untuk memahami al-Quran dan hadis. Ia juga menetapkan kaedah pengeluaran hukum dan kesimpulannya. Lantaran itulah beliau berhak dianggap penaja bagi ilmu usul fiqh.
Mazhab Syafie merupakan jalan tengah bagi Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki. Imam Syafie sendiri pernah berfahaman Maliki dan Hanafi.
Dasar-dasar dari mazhab beliau adalah merupakan perpaduan antara kekuatan ijtihad ratio gaya Al-Hanafiyah dengan keaslian riwayat gaya Al-Malikiyah. Dan Al-Imam Asy-Syafi'i memang murid langsung dari Al-Imam Malik di Madinah setelah sebelumnya beliau bermukim di Iraq, di negeri pusat mazhab Al-Hanafiyah.
Perpaduan dasar mazhab inilah yang membuat mazhab ini menjadi isitimewa, seolah-olah merupakan perpaduan atau penggabungan dari kekuatan dua mazhab sekaligus. Beliau menggunakan metode ahli hadits dalam kehati-hatiannya menyeleksi hadits dan pada saat yang sama mengembangkan pemikiran ahli rayi dalam menggali tujuan-tujuan moral dan illat di balikhukum yang tampak (literal), misalnya dengan bentuk penggunaan teologi qiyas.

4.      Mazhab Hanbali

Pengasas mazhab Hanbali ialah Ahmad bin Mohamad bin Hanbal. Beliau lahir di bandar Baghdad pada tahun 164 hijrah. Ibnu Hanbal dari keluarga miskin. Sewaktu bapanya meninggal dunia, keluarganya tidak ditinggalkan harta yang banyak kecuali sebuah rumah kecil yang didiaminya. Untuk menampung kehidupan, beliau terpaksa bekerja di kedai jahit. Ibnu Hanbal menuntut ilmu sepanjang hayatnya. Beliau mempelajari hadis hingga menjadi seorang imam. Seseorang pernah berkata kepadanya: “Sampai bilakah engkau hendak menuntut ilmu? Padahal engkau sudah mencapai darjat paling tinggi dan engkau telah menjadi imam bagi seluruh umat Islam?” Imam Ibnu Hanbal menjawab: “Aku menuntut ilmu dari hujung dunia hingga ke pintu kubur.”Memang benar beliau tidak pernah jemu menuntut ilmu sepanjang hayatnya. Imam Syafie adalah salah seorang guru beliau. Ibnu Hanbal bertemu Imam Syafie di Hijaz, sewaktu beliau menunaikan haji. Pada waktu itu, Imam Syafie mengajar di Masjidil Haram. Ibnu Hanbal mempelajari ilmu daripadanya. Mereka kemudian bertemu kali kedua di Baghdad. Imam Syafie menasihatinya supaya mengikutnya ke Mesir. Imam Ibnu Hanbal bercadang mengikutinya tetapi niatnya tidak kesampaian.
Dasar mazhabnya adalah [1] Nushush yang terdiri dari Al-Quran Al-Karim, sunnah dan nash ijma. [2] fatwa para shahabat, [3] Apabila terjadi perbedaan, maka beliau memilih yang paling dekat dengan Al-Quran Al-Karim dan sunnah, [4] hadits-hadits mursal dan dhaif, [5] qiyas, [6] istihsan, [7] sadd az-zara-i, [8] istishab, [9] ibtal al-jal, dan [10] almaslahah almursalah.

B.     Syi'ah

Syi'ah atau lebih dikenal lengkapnya dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali pada awal mula perkembangannya juga banyak memiliki aliran. Namun demikian hanya tiga aliran yang masih ada sampai sekarang, yaitu Itsna 'Asyariah (paling banyak diikuti), Ismailiyah dan Zaidiyah. Di dalam keyakinan utama Syi'ah, Ali bin Abu Thalib dan anak-cucunya dianggap lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai khalifah dan imam bagi kaum muslimin. Di antara ketiga mazhab Syi'ah terdapat perbezaan dalam hal siapa saja yang menjadi imam dan pengganti para imam tersebut.

Mazhab Jaafariyyah

Mazhab Ja'fari atau Imam Dua Belas (Itsna 'Asyariah) adalah mazhab dengan penganut yang terbesar dalam Muslim Syi'ah. Dinisbatkan kepada Imam ke-6, iaitu Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Keimaman kemudian berlanjut yaitu sampai Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-Asykari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kadzim bin Ja'far ash-Shadiq. Mazhab ini menjadi mazhab rasmi Negara Republik Islam Iran.

Mazhab Ismailiyyah

Ismailiyah adalah mazhab dengan jumlah penganut kedua terbesar dalam Islam Syi'ah, selepas mazhab Imam Dua Belas (Ithna 'Asyariah). Sebutan Ismailiyah diperoleh pengikut mazhab ini kerana penerimaan mereka ke atas keimaman Isma'il bin Ja'far sebagai pewaris dari Ja'far ash-Shadiq. Pengikut mazhab Ithna 'Asyariah, di lain pihak menerima Musa al-Kadzim sebagai Imam mereka. Baik Ismailiyah mahupun Ithna 'Asyariah sama-sama menerima keenam enam Imam Syi'ah terdahulu, sehingga memiliki banyak persamaan pandangan atas sejarah awal mazhabnya.

Mazhab Zaidiyah

Mazhab Zaidi atau Mazhab Lima Imam berpendapat bahwa Zaid bin Ali merupakan pengganti yang berhak atas keimaman dari ayahnya Ali Zainal Abidin, saudara tirinya, Muhammad al-Baqir. Dinisbatkan kepada Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Setelah kematian imam ke-4, Ali Zainal Abidin, yang ditunjuk sebagai imam selanjutnya adalah anak sulung beliau yang bernama Muhammad al-Baqir, yang kemudian diteruskan oleh Ja'far ash-Shadiq. Zaid bin Ali menyatakan bahwa imam itu harus melawan penguasa yag zalim dengan pedang. Setelah Zaid dia digantikan oleh anaknya Yahya bin Zaid.


C. ALIRAN-ALIRAN TASAWUF
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia.
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Salah satu contoh aliran tasawuf adalah faham wahdatul wujud, Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:
...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)
Ada 3 aliran pemikiran Utama dalam Islam;

1. Ijadiyyah

Adalah kaum kemakhlukan atau keluhuran, artinya mereka percaya kalau Tuhan terpisah dari makhluknya. Karena Tuhan merupakan Ekstra Kosmos yang telah menciptakan Langit dan Bumi dalam enam hari, dan kemudian beristirahat di hari yang ke tujuh
"Segala Puji bagi Allah, yang menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang. (Al-Quran,6:1)"
Apabila "tangan Tuhan" dinyatakan mewujud didalam "tangan Rasul" (Al-Quran, 26:3) maka hal itu bukan berarti bermakna kiasan. Apabila Tuhan menciptakan Syurga ke empat pada bagian terakhir dari malam, maka hal tersebut juga diberi makna secara Harfiah. Hanya saja kita sering tidak mau (dan mungkin juga tidak mampu) untuk mengujinya. dia juga pencipta, pengukir dan Pelukis. segala sesuatu berasal dari-Nya.
2.Wujudiyyah
Manusia (Dunia) berasal dari pengetahuan Tuhan dan kemudian mendapat Pengalaman dari Dunia, dan kemudian kembali menuju 'ainnya atau Kenyataan.

3. Syuhudiyyah
Kaum ini mempercayai adanya dua zat, yang pertama adalah yang nyata (reality) dan kedua tidak nyata (non-reality),Yang satu adalah Tuhan dan yang Lainnya adalah Abdi.
Pada abdi didalamnya terkandung sifat tiada (adam), dan adam seperti ini adalah berhubungan (idafi), tetapi bukan yang benar (hakiki).


1 komentar: