- ALIRAN-ALIRAN
TEOLOGI ISLAM
1. KHOWARIJ
a. Latar Belakang
Kemunculannya
Di dalam buku karangan harun
nasution yang berjudul teologi islam, Nama khowarij berasal dari kata khoroja
yang berarti keluar. Nama ini diberikan kepada mereka karena mereka dalah
pengikut Ali bin Abi Tholib yang telah memisahkan diri, Karena tidak setuju
dengan keputusan Sayyidina Ali yang menerima tahkim (arbitrase) dalam perang
siffin (37H/648M) dengan pihak muawiyah, padahal kelompok Ali hampir memperoleh
kemenangann dalam perang. Dan inilah yang melatar belakangi munculnya aliran
khowarij, dan menurut mereka orang-orang yang terlibat didalamnya seperti Ali,
Muawiyah, Amr ibn Asy, dan Abu Musa Al Asyari adalah orang-orang yang berdosa
besar yang mereka hukumi kafir, yang halal darahnya. Sehingga dalam
perkembangan selanjutnya mereka yang dipimpin oleh Abdulloh bin Shahab
Ar-Rasyibi merencanakan pembunuhan terhadap orang-orang yang terlibat tahkim
tersebut, tetapi yang berhasil hanya pembunuhan terhadap Ali bin Abi Tholib
saja yang dilakukanan oleh Ibnu Muljam.
b. Doktrin-doktrin khowarij
Khowarij adalah sebuah aliran
radikal yang mudah mengkafirkan orang islam yang bukan golongannya. Dan dalam
melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar mereka melakukan tindak kekerasan
terhadap yang bukan termasuk golongannya, karena menurut mereka yang bukan
termasuk golongan mereka adalah kafir. Dan golongan khowarij terkenal dengan semboyannya
yaitu “la hukma illalloh” (tidak ada hukum kecuali hukum dari Alloh), sehingga
Sayyidina Ali menjawab “itu adalah kalimat yang benar tetapi mereka salah
artikan”.
Adapun doktrin-doktrin khowarij
sebagaimana yang disebutkan dalam buku ilmu kalam karangan Abdur Rozak dan
Rosihan Anwar adalah sebagai berikut :
1. kholifah atau imam harus
dipilih secara bebas oleh seluruhumat islam .
2. kholifah tidak harus dari
keturunan arab, sehingga setiap umat islam bias menjadi kholifah jika memenuhi
syarat.
3. kholifah dipilih secara
permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat islam.
Ia harus dijatuhkan dan dibunuh jika berbuat zalim.
4. kholifah sebelum Ali (Abu
Bakar, Umar,dan Usman,) adalah sah, tetapi setelah tahun ketujuh dari masa
kekholifahannya, Utsman dianggap menyeleweng.
5. kholifah Ali adalah sah,
tetapi setelah terjadi tahkim ia dianggap menyeleweng.
6. muawiyah, Amr bin Al-Ash,
dan Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan menjadi kafir.
7. pasukan perang jamal yang
melawan Ali juga dianggap kafir.
8. seseorang yang berdosa
besar bukan lagi disebut muslim, dan harus dibunuh. Bahkan mereka menganggap
kafir seorang muslim yang tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap
kafir.
9. setiap muslim harus hijrah
kepada golongan mereka, kalau tidak mau harus diperangi.
10. seseorang harus menghindar
dari pemimpin yang menyeleweng.
11. adanya wa’ad dan wa’id
(orang yang baik harus masuk surga dan orang jahat harus masuk nereka).
12. amar ma’ruf nahi munkar,
jika perlu dengan kekerasan.
13. memalingkan ayat-ayat
Alqur’an yang tanpak samara.
14. Alqur’an adalah mahluk.
15. Manusia berhak memutuskan
perbuatannya bukan dari Tuhan.
c. Sekte-sekte khowarij
Dalam buku ilmu kalam
disebutkan bahwa khowarij terbagi atas
beberapa sekte-sekte kecil,tetapi yang pokok hanya ada delapan sekte, yaitu :
1. Al-Muhakimah
2. Al-Azriqoh
3. An-Najdad
4. Al-Baihasiyah
5. Al-Ajaridah
6. As-Saalabiyah
7. Al-Abadiyah
8. As-Sufriyah
2. MURJI’AH
a. Latar Belakang
Kemunculannya
Nama murji’ah
diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan,penangguhan, dan
pengharapan. Kata arja’a berarti pula harapan, yaitu harapan bagi pendosa besar
untuk memperoleh ampunan Alloh. Dengan demikian murji’ah adalah suatu golongan
yang menunda status hokum orang yang berbuat dosa besar, (yang dalam hal ini
adalah pelaku tahkim) pada hari kiamat nanti.
Faham ini diketuai oleh seorang cucu
Ali, Al Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, sekitar tahun 695 M. Beliau tidak sependapat
dengan kaum khowarij yang menganggap kafir orang yang berdosa besar ketika
terjadinya tahkim, dan juga tidak menyukai kaum syiah yang terlalu mengagungkan
Ali bin Abi Tholib. Beliau berpandangan bahwa seorang muslim yang melakukan
dosa besar tidak dihukumi kafir, tetapi tetap seorang muslim, adapun status
para pelaku tahkim terserah kepada Alloh nanti yang akan memutuskannya di hari
kiamat. Sehingga golongan ini berada ditengah-tengah antara golongan syiah dan
khowarij, dan merupakan lawan yang berat bagi kaum khowarij.
b. Doktrin-doktrin murji’ah
1. menunda hokum atas Ali,
Muawiyah, Amr ibnu Ash, dan Abu Musa Al Asyari yang terlibat tahkimdan
menyerahkannya kepada Alloh di akhirat kelak.
2. menyerahkan keputusan
kepada Alloh atas pelaku dosa besar.
3. memberikan harapan kepada
pelaku dosa besar unuk memperoleh ampunan dan rahmat Alloh.
4. meletakan pentingnya (iman)
daripada amal.
5. dasar keselamatan seseorang
adalah iman semata.
c. Sekte-sekte murji’ah
Menurut Ash Syahrastani sebagaiman
yang dikutip oleh Watt, sekte-sekte murji’ah adalah sebagai berikut :
1. murji’ah khowarij
2. Murji’ah qodariyah
3. Murji’ah jabariyah
4. Murji’ah murni
5. murji’ah sunni (tokohnya
Abu Hanifah)
sementara menurut Muhammad Imran
sekte muji’ah terbagi atas 12 sekte kecil :
1. Al Jahmiyah, pengikut Jahm
bin Shufyan
2. Ash Shahiliyah, pengikut
Abu Musa Ash Shalahi
3. Al Yunusiyah, pengikut
Yunus As samari
4. As Samriyah, pengikut Abu
Samr dan Yunus
5. Asy Syaubaniyah, pengikut
Abu Syauban
6. Al Ghailamiyah, pengikut
Abu Marwan AlGhailami dan Marwan Dimsaqi
7. An Najariyah, pengikut Al
Husain bin Muhammad An Najr
8. Al Hanafiyah, pengikut Abu
Hanifah An Nu’man
9. Asy Syabibiyah, pengikut
Muhammad bin syabib
10. Al Mu’aziyah, pengikut
Muadz Ath Thaumi
11. Al Murisiyah, pengikut Basr
Al Murisy
12. Al Karamiyah, pengikut
Muhammad bin Karam As Sijistani.
3. JABARIYAH
a. Latar Belakang
Kemunculannya
Kata jabariyah berasal dari kata jabara
yang berarti memaksa. Sehingga aliran jabariyah adalah suatu aliran yang
berkeyakinan bahwa manusia itu dipaksa oleh Tuhan, artinya manusia itu tidak
mempunyai kekuatan apapun untuk berbuat sesuatu. Orang yang yang pertama
memperkenalkan famam jabariyah adalah Ja’d bin Dirham yang kemudian disebarkan
oleh Jahm bin Shafwan (orang khurosan), dan kemudian dikembangkan oleh Al
Husain bin Muhammad An Najjar dan Ja’d bin Dirrar. Ada
salah satu sumber yang mengatakan bahwa aliran ini muncul dari sikap menyerah
dari orang arab badui yang selalu hidup dalam kekurangan dan dikelilingi oleh
ganasnya padang
pasir di lingkungan mereka tinggal, sehingga mereka menyerah pada keadaan
(alam).
b. Doktrin-doktrin jabariyah
Faham-faham yang disebarkan oleh jahm ibn
shofwan antara lain :
1. manusia idak mampu untuk
berbuat apa-apa. Ia tidak berdaya, tidak punya kehendak sendiri, dan tidak
mempunyai pilihan
2. surga dan neraka tidak
kekal.
3. iman adalah ma’rifat atau
membenarkan dalam hati.
4. kalam tuhan adalah makhluk.
Sedang faham-faham yang diajarkan oleh Ja’d bin
Dirham adalah sebagai berikut :
1. Alqur’an itu adalah mahluk.
2. Alloh tidak mempunyaisifat
yang serupa dengan makhluk, seperti bicara,melihat, dan mendengar.
3. Manusia terpaksa oleh Alloh
dalam segala hal.
Sedang pendapat An Najjar yang sedikit lebih
moderat adalah sebagai berikut :
1. tuhan menciptakan segala
perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan
perbuatan-perbuatan itu.
2. Tuhan tidak dapat dilihat
di akhirat
Adapun pendapat Dhirar bin Amr antara lain,
mengenai perbuatan manusia, bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang
digerakan oleh dalang, manusia mempunyai bagian dalam mewujudkan suatu
perbuatan. Dan Dia juga beranggapan bahwa Tuhan di akhirat dapat dilihat dengan
indera keenam.
4. QODARIYAH
a. Latar belakang
kemunculannya
Qodariyah berasaldari bahasa arab,
yaitu dari kata qodaro yang artinya kemampuan dan kekuatan. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa aliran qodariyah adalah aliran yang berkeyakinan bahwa segala
tindakan manusia adalah dari manusia itu sendiri, tidak diintervensi oleh
Tuhan. Dari beberapa sumber mengatakan bahwa pendiri aliran ini adalah Ma’bad
Al Jauhani dan Ghailan Ad Dimasyqy. Beliau adalah seorang tabi’in yang pernah
berguru pada imam Abu Hasan Al Basri.
b. Doktrin-doktrin qodariyah
Inti ajaran aliran qodariyah adalah bahwa segala
perbuatan manusia adalah atas kehendaknya sendiri, tanpa campur tangan Tuhan.
Mereka berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk menyandarkan segala
perbuatan manusia pada Tuhan.
5. SYI’AH
a. Pengertian dan asalusul
kemunculannya
Kata syi’ah, dilihat dari bahasa
berarti pengikut,pendukung, partai, atau kelompok. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa aliran syi’ah adalah suatu aliran dari kaum muslimin yang
selalau merujuk pada keturunan nabi Muhammad SAW, atau disebut ahlul bait, dan
mereka menolak sesuatu yang dating dari para sahabat yang bukan termasuk ahl al
bait.
Banyak sumber yang menyebutkan kemunculannya
dengan sumber yang berbeda-beda. Ada yang menyebutkan syi’ah muncul pada masa
Rosululloh, dan ada yang berpendapat syi’ah muncul ketika pengangkatan kholifah
pertama sebagai pengganti dari Rosululloh, adalagi yang berpendapat munculnya
ketika masa kekholifahan Utsman bin Affan, dan ada lagi sumber yang mengatakan
bahwa syi’ah muncul pertama kali ketika terjadinya tahkim, ketika itu pasukan
Ali yang setia tetap mendukung apapun yag dilakukan oleh pemimpin mereka, Ali
ibn Abi Tholib.
1) Syi’ah Itsna Asyariyah
(Syi’ah Dua Belas/ Sy’ah Imamiyah)
a. Asal Usul Penyebutannya
Dinamakan syi’ah imamiyah karena
yang menjadi dasar aqidahnya adalah persoalan imam dalam arti pemimpin regional
kelompok, yakni Ali yang pantas menjadi kholifah pewaris nabi SAW. Mereka
sepakat bahwa Ali adalah penerima wasiat nabi SAW seperti yang ditunjukan oleh
nas. Dn setelah itu keturunan Ali dari Siti Fatimah Hasan bin Ali kemudian
Husain.bin Ali, kemudian Ali Zainal Abidin, kemudian Muhammad Al Baqir,
Abdulloh Ja’far Ash Shodiq, Musa Al Kazim, Ali Al Rida, Muhammad Al Jawwad, Ali
Al Hadi, Hasan Al Askari, dan terakhir yang kedua belas adalah Muhammad Al
Mahdi, sehingga mereka disebut syi’ah itsna asyariyah. Dan imam yang kedua
belas inilah (Al Mahdi) yang selalu mereka tunggu-tunggu kedatangannya.
b. Doktri syi’ah imamiyah
Dalam sekte ini dikenal konsep Usul
Ad Din yang terdiri dari lima
akar sebagai pondasipragmatisme agama.
a. tauhid
b. keadilan
c. nubuwah
d. ma’ad (hari akhir)
e. imamah, adalah institusi
yang dianugerahkan Tuhan untuk memberikan petunjuk manusia melalui manusia
piihan dari keturunan Ibrohim dan di teruskan melalui keturunan Nabi SAW.
6. MU’TAZILAH
a. Asal muasal keunculannya
Secara harfi’ah mu’tazilah berasal
dari kata I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri. Aliran ini
muncul akibat dari tidak sefahamnya Washil bin Atho dengan gurunya, Hasan Al
Basyri dalam masalah status pelaku dosa besar. Syah Hasan Basyri berpendapat
bahwa orang yang berdosa besar tetaplan mu’min dan tidak kafir seperti yang
yang difahami oleh orang khowarij, akan tetapi Washil tedak sependapat, dia
berpendapat ahwa pelaku dosa besar bukanlah kafir dan juga bukan pula mukmin,
tetapi menempati tempat diantara keduanya, yang disebut Almanzilah bain
Almanzilatain. Oleh karena berbeda pendapat tersebut Washil memisahkan diri
dari majlis gurunya dan membuat majlis sendiri, yang kemudian disebut orang-orang
yang memisahkan diri dari halakoh yang lebih besar atau mu’tazilah.
b. Ajaran-ajaran mu’tazilah
Ajaran pokok mu’tazilah ada lima bahasan yang disebut
al usul al khomsah, yaitu at tauhid, al adl, al wa’d wa al wa’id, manzilah bain
al manzilatain (merupakan inti ajarannya), dan amar ma’ruf nahi munkar.
Mu’tazilah adalah aliran yang sangat
mengedepankan akal pikiran daripada wahyu, sampai-sampai jika ada wahyu yang
bertentangan dengan akal maka mereka tidak mau menerimanya. Dan aliran ini juga
terkenal dengan ajarannya yang menafikan sifat Tuhan, dan mereka berkeyakinan
juga bahwa Alqur’an adalah makhluk, sehingga untuk memeksakan pendapatnya ini
banyak ulama yang kehilangan nyawa. Dan dalam ajaran tentang perbuatan manusia
mu’tazilah berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan penuh terhadap apa
yang dilakukannya tanpa adanya perbuatan Tuhan.
7. AL ASY’ARIYAH
Aliran ini didirika oleh Abu Hasan
bin Ismail Al Asy’ari, sebagai akibat dari sikap tidak puasnya beliau dengan ayah
angkatnya atas jawaban dari pertanyaan belia tentang keadilan Tuhan. Beliau
sebelumnya adalah orang mu’tazilah setelah beliau mempelajari Hadits-hadits dan
tidak sependapat dengan ajaran mu’tazilah beliau mendirikan aliran sendiri.
Beliau berpendapat bahwa Tuhan itu
mempunyai sifat, Alqur’an adalah kalamulloh, perbuatan masusia diciptakan oleh
Tuhan tetapi manusia mempunyai usaha ( kasab), akal berda di bawah wahyu,
manusia dapat melihat Alloh di akhirat kelak, dan lain sebagainya.
AL MATURIDIYAH
Didirikan oleh Abu Mansur Al
Maturidi, sebagai akibat penolakanya terhadap mu’tazilah. Karena beliau
sebelumnya juga termasuk salah seorang mu’tazilah maka pendapatnya juga
kebanyakan berdasarkan akal pikiran. Ajarannya hamper sama dengan aliran
Asyariyah hanya ada sedikit perbedaan yaitu dalam melebihkan penggunaan akal.
- ALIRAN-ALIRAN
FIKIH
Dalam Islam
sebenarnya ada banyak mazhab. Hal ini kerana ulama yang berkemampuan dari
kalangan sahabat Nabi, tabiin dan tabi’ Al-Tabiin yang mempunyai cukup syarat
dan keperluan berijtihad adalah ramai.
Bagaimanapun, mengikut pendapat ulama Sunni,
mazhab muktabar yang boleh dibuat pendapat dan beramal untuk umum cuma empat
mazhab, mengikut qaul yang rajih.
Bagi Islam Sunah,
terdapat 4 mazhab iaitu Syafie, Maliki, Hanafi dan Hanbali. Keempat-empat
mazhab ini mempunyai peraturan, kaedah dan panduan yang sempurna lagi lengkap
yang ditulis oleh mereka dalam kitab masing-masing. Ia menjadi bahan tidak
ternilai dalam perbendaharaan undang-undang Islam. Mazhab lain, tidak mempunyai
kaedah cukup yang dibukukan untuk dijadikan panduan dalam bidang perundangan
sebagaimana yang empat tadi. Umat Islam di Malaysia, Brunei ,
Filipina , Thailand
dan Indonesia
kebanyakannya mengikuti mazhab Syafie.
Bagi Islam Syiah pula, ada tiga mazhab utama
iaitu Jaafari, Ismaili dan Zaidi.Mazhab dalam Kristian pula seringkali disebut
denominasi.
A. Ahli
Sunnah wal Jamaah
1.
Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi diasaskan oleh Nu’man bin Tsabit.
Beliau lahir pada tahun 80 Hijrah. Beliau adalah seorang berjiwa besar dan
berakhlak tinggi. Beliau seorang yang bijak dalam ilmu pengetahuan. Cekap
memberikan satu-satu keputusan bagi masalah yang dihadapi.
Oleh kerana beliau seorang berpengetahuan, bijak
dan berakhlak mulia, maka dapat membuat perhubungan rapat dengan pembesar
negara.
Beliau mendapat tempat baik dalam masyarakat dan berjaya
menyandang jawatan tinggi dalam pemerintahan. Iman Abu Hanifah terkenal sebagai
seorang alim dalam ilmu fiqh di Iraq .
Beliau juga sebagai ketua ahli fikir (ahli ra’u). Golongan cerdik pandai pada
masa itu menyifatkan beliau sebagai "akal dalam ilmu pengetahuan."
Ketika hayatnya, beliau dapat mengikuti pelbagai
perkembangan ilmu pengetahuan, baik di bidang ilmu dan politik mahupun ilmu
agama. Zaman beliau dikenali sebagai zaman pertumbuhan politik, agama serta
ideologi dan ism yang pelbagai.
Beliau dapat hidup dalam dua zaman pemerintahan
Umaiyyah dan Abbasiyah.
Sesungguhnya Abu Hanifah seorang yang luas pemikiran dan
banyak ilmu. Tetapi beliau sangat merendah diri. Beliau tidak terpedaya dengan
fikirannya sendiri.Mazhab Hanafi turut digelar mazhab yang sangat rasional
Dasar mazhab ini sebagaimana yang diletakkan
oleh pendirinya, Al-Hanafiyah (80-150 H) adalah Al-Quran Al-Karim, Sunnah
Nabawiyah dan ijtihad dalam pengertian yang luas. Diantaranya adalah qiyas,
istihsan dan sebagainya.
Artinya jika nash Al-Quran Al-Karim dan sunnah
secara jelas menyebutkan suatu hukum, maka hukum itu disebut diambil dari
Al-Quran Al-Karim dan sunnah. Tetapi bila nash tadi hanya menyebutkan secara
tidak langsung atau hanya menyebutkan kaidah dasar berupa tujuan moral, illat
dan lain sebagainya, maka pengambilan hukum tersebut disebut melalui qiyas.
2.
Mazhab Maliki
Pengasas mazhab Maliki ialah Malik Bin Anas.
Beliau lahir di kota
Madinah pada tahun 93 hijrah. Imam Malik dilahirkan 13 tahun selepas kelahiran
Imam Abu Hanifah. Sewaktu hidupnya, Iman Malik mengalami dua corak pemerintahan
iaitu Ummaiyah dan Abbasiyah, di mana pertelingkahan sengit dua pemerintahan
sering berlaku.Pada masa itu juga pengaruh ilmu pengetahuan Arab, Parsi dan
Hindi tumbuh dengan suburnya di kalangan masyarakat. Iman Malik menghafaz
al-Quran dan hadis Rasulullah. Ingatannya sangat kuat. Beliau mendengar hadis
daripada guru. Kemudian terus disimpulkan tali bagi menyenangkan perhitungan
bilangan hadis yang pelajarinya.
Pada permulaan hidupnya, Imam Malik bercita-cita
menjadi biduan tetapi ibunya menasihatkan supaya beliau memadam hasrat itu.
Ibunya kemudian mahukan anaknya mempelajari ilmu fiqh. Beliau menerima nasihat
ibunya dengan baik. Iman Malik adalah seorang guru miskin. Pernah suatu hari,
kayu bumbungnya rumahnya roboh. Beliau kemudian menjual kayu itu untuk mendapat
sedikit wang untuk perbelanjaan hidupnya. Namun, Allah murahkan rezekinya
hingga menjadi kaya. Dengan kedudukan itu, beliau memakai pakaian mahal dan
bau-bauan yang baik. Imam Malik adalah seorang yang cergas dalam menuntut ilmu.
Beliau banyak membuat hubungan dengan ahli hadis
dan ulama. Imam Malik dianggap sebagai ketua atau imam bagi ilmu hadis. Sanad
(sandaran) yang dibawa oleh beliau, termasuk salah satu sanad terbaik dan
benar. Imam Malik adalah seorang yang dipercayai, adil dan kuat ingatannya
serta cermat dan halus memilih rawi-rawi hadis. Pendek kata, Imam Malik adalah
orang yang tidak diragui dalam konteks ini. Imam Malik tetap berpegang teguh
pada ajaran Rasulullah bahawa hadis itu petunjuk dan penyuluh kepada manusia.
Seseorang tidak harus meninggal dan membelakangkannya.
Sebelum Imam Malik menjadi guru, beliau terlebih
dahulu mendalami ilmu yang dipelajarinya hingga kadang-kala tidak tidur.
Selepas fikirannya matang dan benar-benar berkebolehan, barulah beliau
mengajar. Hukum fiqh yang diberikan oleh Imam Malik berdasarkan al-Quran dan
hadis. Imam Malik menjadikan hadis sebagai pembantu bagi memahami al-Quran.
Beliau juga sangat cermat dalam memberi penerangan dan hukum. Imam Malik
berfikir panjang sebelum memberi satu-satu hukum atau fatwa.
Beliau pernah berkata: “Kadang-kala aku berjaga
satu malam suntuk untuk mencari jawapan bagi satu-satu soalan yang dikemukakan
kepada aku.” Apabila beliau ditanya satu-satu hukum, beliau terus berkata
kepada penanya : “Pulanglah dulu supaya aku dapat berfikir.” Ramai manusia
merendah-rendahkan Imam Malik kerana beliau melewat-lewatkan menjawab sebarang
pertanyaan. Imam Malik menangis dan berkata “Aku bimbang kerana aku akan disoal
satu hari nanti (hari kiamat)”. Mazhab Maliki turut digelar sebagai mazhab yang
terlalu tradisional
Mazhab ini berpedoman dengan berdasarkan kepada
Al-Quran Al-Karim, sunnah, qiyas, Ijma` shahabi, tradisi orang Madinah, qaul
shahabi, istihsan, istishab, urf, sadd azzarah, muroatul khilaf, mashlahah
mursalah, dan syaru man qablana. Jadi acuannya adalah acuan kalangan ahli
hadits yang muncul di Hijaz.
Salah satu yang dominan dari mazhab Malik ini
adalah rujukan beliau kepada praktek yang dilakukan penduduk Madinah yang bisa
dikatakan sebagai sunnah yang mutawatirah karena diriwayatkan secara massal
dari generasi ke generasi sehingga tertutup kemungkinan terjadinya penyimpangan
dari praktek Rasulullah SAW. Namun kekurangannya adalah kalau terjadi
perkembangan fenomena sosial yang dahulu di masa Rasulullah SAW belum pernah
terjadi.
3.
Mazhab Syafie
Mazhab Syafie diasaskan oleh Muhamad bin Idris
Al-Syafie. Beliau dilahirkan pada tahun 105 hijrah di sebuah bandar yang
bernama Ghizah di Palestin.Inilah tarikh paling masyhur dikalangan ahli
sejarah.
Imam Syafie adalah keturunan Bani Hashim dan Abdul Mutalib.
Keturunannya bertemu dengan keturunan Rasulullah di sebelah datuk Baginda iaitu
Abdul Manaf.Beliau seorang miskin, tetapi kaya dengan semangat dan bercita-cita
tinggi dalam menuntut ilmu. Beliau banyak mengembara dalam menceduk dan menimba
ilmu.
Imam Syafie dianggap seorang yang dapat
memadukan antara hadis dan fikiran serta membentuk undang-undang fiqh. Pada
permulaannya beliau cenderung dalam bidang sastera dan syair, tetapi mengubah
pendiriannya kepada mempelajari ilmu fiqh dan hadis hingga ke tahap paling
tinggi.
Imam Syafie ialah imam ketiga mengikut susunan tarikh
kelahiran mazhab empat serangkai.
Beliau adalah penyokong kepada ilmu hadis dan
pembaharuan agama (mujaddid) bagi abad yang ke-2 hijrah. Imam Ahmad Bin Hanbal
pernah berkata: “Diceritakan kepada Nabi Muhamad bahawa Allah menghantar kepada
umat ini seorang pembaharu kepada agama, Umar Bin Abdul Aziz dihantar untuk
abad yang pertama dan aku harap Imam Syafie adalah mujadid abad yang kedua.”
Ketika muda, Imam Syafie, hidup dalam kemiskinan, hingga beliau terpaksa mengumpul
batu-batu, belulang, pelepah tamar dan tulang untuk ditulis di atasnya. Beliau
kadang-kala terpaksa ke tempat perhimpunan orang ramai meminta kertas untuk
menulis pelajarannya. Imam Syafie menghafaz al-Quran dengan mudah iaitu ketika
masih kecil lagi. Beliau menghafaz dan menulis hadis. Beliau sangat tekun
mempelajari kaedah dan nahu bahasa Arab. Untuk itu, beliau pernah mengembara ke
kampung dan tinggal bersama puak Hazyal selama 10 tahun. Hal ini kerana puak
Hazyl terkenal sebagai kabilah yang paling baik bahasa Arabnya.
Imam Syafie banyak menghafaz syair dan qasidah
daripada puak Hazyl. Beliau juga banyak menumpukan masa dan tenaganya kepada
sastera dan sejarah pada masa mudanya. Namun, Allah menghendaki dan melorongkan
kepadanya dalam bidang ilmu fikah.
Antara sebabnya, pada suatu hari Imam Syafie bersyair
sambil menunggang kuda bersama seorang lelaki. Lalu berkata lelaki itu :
“Tidak sesuai engkau bersyair kerana itu boleh menjatuhkan maruah. Alangkah
baiknya belajar ilmu fiqh?”
Kata-kata itu sangat memberi kesan kepada Imam Syafie.
Sejak itu beliau menumpukan masa dan tenaga kepada ilmu fiqh. Salah seorang
guru Imam Syafie dalam pelajaran ilmu fiqh dan hadis ialah Imam Malik. Antara
guru Imam Syafie selain Imam Malik ialah mufti dan faqih Mekah iaitu Muslim bin
Khalid az-Zanji, dan Syaikhul Muhaddisin Sufyan bin Uyaynah. Ilmu fiqh yang
dibawa oleh Imam Syafie adalah satu zaman perkembangan ilmu fiqh dalam sejarah
perundangan Islam. Hal ini kerana beliau yang menghimpun atau menyatukan ilmu
fiqh ahli akal dan fikir dengan ilmu fiqh ahli akal dan hadis. Ilmu fiqh Imam
Syafie adalah ikatan sunnah dan qias serta pemikiran dengan beberapa
pertimbangan dan sekatan. Hal ini demikian kerana ilmu fiqh yang menetapkan
cara atau peraturan untuk memahami al-Quran dan hadis. Ia juga menetapkan
kaedah pengeluaran hukum dan kesimpulannya. Lantaran itulah beliau berhak
dianggap penaja bagi ilmu usul fiqh.
Mazhab Syafie merupakan jalan tengah bagi Mazhab
Hanafi dan Mazhab Maliki. Imam Syafie sendiri pernah berfahaman Maliki dan
Hanafi.
Dasar-dasar dari mazhab beliau adalah merupakan
perpaduan antara kekuatan ijtihad ratio gaya
Al-Hanafiyah dengan keaslian riwayat gaya
Al-Malikiyah. Dan Al-Imam Asy-Syafi'i memang murid langsung dari Al-Imam Malik
di Madinah setelah sebelumnya beliau bermukim di Iraq , di negeri pusat mazhab
Al-Hanafiyah.
Perpaduan dasar mazhab inilah yang membuat
mazhab ini menjadi isitimewa, seolah-olah merupakan perpaduan atau penggabungan
dari kekuatan dua mazhab sekaligus. Beliau menggunakan metode ahli hadits dalam
kehati-hatiannya menyeleksi hadits dan pada saat yang sama mengembangkan
pemikiran ahli rayi dalam menggali tujuan-tujuan moral dan illat di balikhukum
yang tampak (literal), misalnya dengan bentuk penggunaan teologi qiyas.
4.
Mazhab Hanbali
Pengasas mazhab Hanbali ialah Ahmad bin Mohamad
bin Hanbal. Beliau lahir di bandar Baghdad
pada tahun 164 hijrah. Ibnu Hanbal dari keluarga miskin. Sewaktu bapanya
meninggal dunia, keluarganya tidak ditinggalkan harta yang banyak kecuali
sebuah rumah kecil yang didiaminya. Untuk menampung kehidupan, beliau terpaksa
bekerja di kedai jahit. Ibnu Hanbal menuntut ilmu sepanjang hayatnya. Beliau
mempelajari hadis hingga menjadi seorang imam. Seseorang pernah berkata
kepadanya: “Sampai bilakah engkau hendak menuntut ilmu? Padahal engkau sudah
mencapai darjat paling tinggi dan engkau telah menjadi imam bagi seluruh umat
Islam?” Imam Ibnu Hanbal menjawab: “Aku menuntut ilmu dari hujung dunia hingga
ke pintu kubur.”Memang benar beliau tidak pernah jemu menuntut ilmu sepanjang
hayatnya. Imam Syafie adalah salah seorang guru beliau. Ibnu Hanbal bertemu
Imam Syafie di Hijaz, sewaktu beliau menunaikan haji. Pada waktu itu, Imam
Syafie mengajar di Masjidil Haram. Ibnu Hanbal mempelajari ilmu daripadanya.
Mereka kemudian bertemu kali kedua di Baghdad .
Imam Syafie menasihatinya supaya mengikutnya ke Mesir. Imam Ibnu Hanbal
bercadang mengikutinya tetapi niatnya tidak kesampaian.
Dasar mazhabnya adalah [1] Nushush yang terdiri
dari Al-Quran Al-Karim, sunnah dan nash ijma. [2] fatwa para shahabat, [3]
Apabila terjadi perbedaan, maka beliau memilih yang paling dekat dengan
Al-Quran Al-Karim dan sunnah, [4] hadits-hadits mursal dan dhaif, [5] qiyas,
[6] istihsan, [7] sadd az-zara-i, [8] istishab, [9] ibtal al-jal, dan [10] almaslahah
almursalah.
B.
Syi'ah
Syi'ah atau lebih dikenal lengkapnya dari
kalimat bersejarah Syi`ah `Ali pada awal mula perkembangannya juga banyak
memiliki aliran. Namun demikian hanya tiga aliran yang masih ada sampai
sekarang, yaitu Itsna 'Asyariah (paling banyak diikuti), Ismailiyah dan
Zaidiyah. Di dalam keyakinan utama Syi'ah, Ali bin Abu Thalib dan anak-cucunya
dianggap lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai khalifah dan
imam bagi kaum muslimin. Di antara ketiga mazhab Syi'ah terdapat perbezaan
dalam hal siapa saja yang menjadi imam dan pengganti para imam tersebut.
Mazhab Jaafariyyah
Mazhab Ja'fari atau Imam Dua Belas (Itsna
'Asyariah) adalah mazhab dengan penganut yang terbesar dalam Muslim Syi'ah.
Dinisbatkan kepada Imam ke-6, iaitu Ja'far
ash-Shadiq bin Muhammad
bin Ali
bin Husain
bin Ali bin Abi Thalib.
Keimaman kemudian berlanjut yaitu sampai Muhammad
al-Mahdi bin Hasan
al-Asykari bin Ali al-Hadi
bin Muhammad
al-Jawad bin Ali ar-Ridha
bin Musa al-Kadzim
bin Ja'far
ash-Shadiq. Mazhab ini menjadi mazhab rasmi Negara Republik
Islam Iran.
Mazhab Ismailiyyah
Ismailiyah adalah mazhab dengan jumlah penganut kedua
terbesar dalam Islam Syi'ah, selepas mazhab Imam Dua Belas
(Ithna 'Asyariah). Sebutan Ismailiyah diperoleh pengikut mazhab ini
kerana penerimaan mereka ke atas keimaman Isma'il
bin Ja'far sebagai pewaris dari Ja'far
ash-Shadiq. Pengikut mazhab Ithna 'Asyariah, di lain pihak menerima Musa al-Kadzim
sebagai Imam
mereka. Baik Ismailiyah mahupun Ithna 'Asyariah sama-sama menerima keenam enam
Imam Syi'ah terdahulu, sehingga memiliki banyak persamaan pandangan atas
sejarah awal mazhabnya.
Mazhab Zaidiyah
Mazhab Zaidi atau Mazhab Lima Imam berpendapat
bahwa Zaid bin Ali
merupakan pengganti yang berhak atas keimaman dari ayahnya Ali Zainal
Abidin, saudara tirinya, Muhammad
al-Baqir. Dinisbatkan kepada Zaid
bin Ali
bin Husain
bin Ali bin Abi Thalib.
Setelah kematian imam ke-4, Ali Zainal
Abidin, yang ditunjuk sebagai imam selanjutnya adalah anak sulung
beliau yang bernama Muhammad
al-Baqir, yang kemudian diteruskan oleh Ja'far ash-Shadiq.
Zaid bin Ali menyatakan bahwa imam itu harus melawan penguasa yag zalim dengan
pedang. Setelah Zaid dia digantikan oleh anaknya Yahya bin Zaid.
C. ALIRAN-ALIRAN
TASAWUF
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: تصوف , )
adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan
akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi.
Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam
Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering
dihubungkan dengan Syiah, Sunni,
cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi. Pemikiran Sufi
muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar
ke seluruh belahan dunia.
Salah satu contoh aliran tasawuf adalah faham
wahdatul wujud, Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan.
Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap
mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan
manusia pertama, Nabi Adam AS:
“...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan
Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya (As Shaad; 72)”
1. Ijadiyyah
Adalah kaum kemakhlukan atau keluhuran, artinya mereka percaya kalau Tuhan terpisah dari makhluknya. Karena Tuhan merupakan Ekstra Kosmos yang telah menciptakan Langit dan Bumi dalam enam hari, dan kemudian beristirahat di hari yang ke tujuh
"Segala Puji bagi Allah, yang menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang. (Al-Quran,6:1)"
Apabila "tangan Tuhan"
dinyatakan mewujud didalam "tangan Rasul" (Al-Quran, 26:3) maka hal
itu bukan berarti bermakna kiasan. Apabila Tuhan menciptakan Syurga ke empat
pada bagian terakhir dari malam, maka hal tersebut juga diberi makna secara
Harfiah. Hanya saja kita sering tidak mau (dan mungkin juga tidak mampu) untuk
mengujinya. dia juga pencipta, pengukir dan Pelukis. segala sesuatu berasal
dari-Nya.
2.Wujudiyyah
Manusia (Dunia) berasal dari
pengetahuan Tuhan dan kemudian mendapat Pengalaman dari Dunia, dan kemudian
kembali menuju 'ainnya atau Kenyataan.
3. Syuhudiyyah
Kaum ini mempercayai adanya dua zat,
yang pertama adalah yang nyata (reality) dan kedua tidak nyata
(non-reality),Yang satu adalah Tuhan dan yang Lainnya adalah Abdi.
Pada abdi didalamnya terkandung sifat tiada (adam), dan adam seperti ini adalah berhubungan (idafi), tetapi bukan yang benar (hakiki).
Pada abdi didalamnya terkandung sifat tiada (adam), dan adam seperti ini adalah berhubungan (idafi), tetapi bukan yang benar (hakiki).
makalah jaman kulyah
BalasHapus